KOMPAS.com - Perdana Menteri Inggris David Cameron awal minggu lalu membuat berita dengan memberikan tip pada waitress saat berlibur di Tuscany, Italia. Memang apa yang salah dengan memberikan tip? Masalahnya, Cameron sempat menolak memberikan tip setelah menikmati kopi di sebuah kafe. Soalnya, si waitress memintanya untuk mengambil kopi sendiri lantaran terlalu sibuk melayani pengunjung. Belakangan, Cameron merasa bersalah sehingga kemudian kembali ke restoran untuk meminta maaf dan meninggalkan tip dalam jumlah cukup besar untuk Francesca Ariani, waitress tersebut.
Keputusan Cameron untuk kembali dan memberikan tip, tetap saja menjadi bahan pembicaraan. Ada yang menyebut tindakan Cameron dilakukan untuk memperbaiki reputasi dan nama baiknya. Soal ngetip itu sendiri dipertanyakan lagi: apakah itu merupakan keharusan? Haruskah tip diberikan berdasarkan kualitas layanannya? Adakah nilai yang menjadi patokannya?Di Inggris, biasanya pada tagihan di kebanyakan restoran akan dikenakan service charge sebesar 12,5 - 15 persen. Namun, di negara ini tidak ada kewajiban memberikan tip.
"Jika mereka sudah menambahkan service charge secara otomatis, tapi layanannya buruk, saya sih tidak akan memberikan (tip)," tukas Martha Hayes, blogger di majalah Marie Claire. "Tapi itu tergantung negaranya, ya. Saya sendiri selalu mencari tahu dulu (kebiasaan lokal) ketika saya di luar negeri."
Lain orang, lain pendapatnya. Kasie Davies, editor feature di majalah ini mengaku selalu memberikan tip, dan dengan nilai yang sudah ia tetapkan. Misalnya, untuk hairdresser besarnya 5 poundsterling, taksi 1 poundsterling, dan restoran 12 persen dari besar tagihan. "Saya benci mengatakannya, tapi saya juga ngetip meskipun tidak puas dengan layanannya. Bagaimana, ya?"
Tim Spanton dari harian The Sun menganggap tindakan Cameron sama seperti yang dilakukan kebanyakan orang Inggris. “Kalau survei tentang kebiasaan ngetip orang Inggris dilakukan, tindakan Cameron untuk tidak ngetip itu benar," ujar Spanton.
Ia merujuk polling yang dilakukan MyVoucherCodes.co.uk, yang menunjukkan bahwa makin sedikit orang Inggris yang meninggalkan persenan untuk waiter tahun ini. Hanya 63 persen responden yang mengaku dengan senang hati akan memberikan tip jika layanan yang didapat bagus.
David Miller, pakar etiket dari Debrett, menyarankan untuk memberikan tip 10-15 persen jika Anda puas dengan servis dari pelayan restoran. Bila mungkin, memberikannya langsung kepada waiter atau waitress yang melayani Anda (bukan memasukkan tip ke dalam kotak khusus yang nantinya akan dibagi rata ke semua karyawan). Jika layanannya kurang baik, sesuaikan saja jumlah tipnya.
"Kalau tagihan itu sudah meliputi service charge, dan layanan yang diberikan mengecewakan, Anda berhak menyampaikan bahwa Anda tidak ingin membayar semua service charge-nya. Anda bisa menolak membayar seluruh service charge bila layanannya benar-benar buruk," katanya.
sumber: Marie Claire