1. Hadiah Malam Pertama: Sehari sebelum menikah, Triman bermain
tenis. Tanpa sengaja bola kembalian dari temannya yang cukup keras
mengenai selangkangan Triman.
Dengan menahan sakit yang luar biasa, dia pergi ke dokter. Setelah
memeriksanya, dokter kemudian memberi obat penghilang rasa sakit dan
membalut alat kelamin Triman dengan tebal dan rapi.
Keesokan harinya di malam pertama, sambil membuka bra, istrinya
menghampiri Triman dan berkata, "Mas, tak seorang pun pernah
menyentuhnya. Ini benar-benar fresh untukmu."
Triman pun melepaskan celananya dan berkata, "Lihat ini. Masih terbungkus rapi".
2. Dinamit Malam Pertama: Sepasang suami istri yang baru saja
menikah bersiap untuk tidur bersama. Si suami melepaskan kemejanya,
menonjolkan bisepnya dan menyombong, "Sayang, tiap lengan ini menyimpan
kekuatan setara dengan dua ratus kilogram dinamit."
Si istri sangat terkesan melihatnya. Suaminya lalu melepaskan celananya,
mempertontonkan kakinya yang berotot dan berkata, "Tiap kaki menyimpan
kekuatan setara dengan lima ratus kilo dinamit."
Ketika si suami melepaskan celana dalamnya, si istri memandangnya dengan wajah ngeri. "Ada apa?" tanya si suami.
"Saya harus keluar ruangan," kata si istri. "Dinamit sebanyak itu dengan
"sumbu" yang pendek begitu, ruangan ini pasti akan segera meledak!".
3. Malam Pertama: Perkawinan itu benar - benar tak seimbang,
seorang kakek dengan seorang gadis muda belia. Pada malam pertama
perkawinan itu si lelaki naik ke ranjang dan berbisik pada si wanita.
"Sayang, apakah ibumu pernah mengatakan padamu apa yang harus kau
lakukan pada malam pertama seperti ini?"
"Ya," sahut si wanita seraya mencium kening suaminya. "Ia mengatakan semuanya secara terperinci."
" Bagus," kata si kakek," sebab saya sudah lupa sama sekali."
4. Mencari Lubang Di Malam Pertama: Seorang tukang tambal ban
akan menikah, karena belum pernah melakukan hubungan badan maka ia
bertanya kepada temannya apa yang harus dilakukannya pada malam pertama.
Menurut temannya bila ada lubang masukin aja. Seminggu kemudian
menikahlah si tukang tambal ban tersebut dengan gadis pujaannya.
Ketika malam pertama si tukang tambal ban teringat akan ucapan temannya.
Ketika melihat lubang telinga ia pun memasukkan anunya, tapi istrinya
malah menjerit kesakitan. Ia pun mengurungkan niatnya. Lalu ia melihat
lubang hidung dan melakukan kembali seperti yang pertama dan istrinya
pun menjerit kembali.
Setelah tiga kali berturut-turut melakukan hal yang sama maka ia pun
kebingungan dan ia pun berfikir pasti temannya telah menipunya. Lalu
kemudian ia pun terdiam, setelah beberapa saat kemudian ia memangku
istrinya dan membawanya ke kamar mandi dan merendamnya kedalam bak, tak
lama kemudian muncullah gelembung-gelembung udara dari tubuh sang istri
lalu ia pun tersenyum dan berteriak kegirangan.
5. Sepatu Kado Malam Pertama: Sepasang pengantin, Koko dan Desy,
akan melalui malam pertamanya. Setelah acara usai, sepasang pengantin
ini masuk kamar. Di kamar sudah tertumpuk kado dari rekan-rekan mereka.
Satu persatu kado di buka, mendadak Desy tertawa girang. Dia menemukan
kado berisi sepasang sepatu, dia ingin sekali untuk mencoba memakainya,
ternyata sepatu tersebut kekecilan. Desy terus memaksa, namun sia-sia.
Koko yang melihat tidak tega, terus bertanya.
Koko : "Kenapa, terlalu sempit?"
Desy : "Iya mas, sakit nih..."
Koko : "Saya masukin perlahan-lahan ya?"
Desy : "Iya mas, tapi jangan keras-keras ya?"
Suaminya membantu memakaikan sepatu sempit itu di kaki isterinya dengan sedikit memaksa.
Desy : "Mas, sakit mas... anunya terlalu sempit..."
Koko : "Tahan donk, saya coba lagi ya?"
Tanpa mereka sadari, orang tua mempelai perempuan, Mak Mimien, lagi
nguping di balik pintu kamar pengantin... rupanya ibu mempelai perempuan
ini berpikiran lain... dia tidak tega kepada anak perempuanya yang
mengalami kesulitan saat malam pertama, saking tidak tahannya, terpaksa
ibu mempelai wanita menyela dari balik pintu.
Mak Mimien: "Kenapa nak, susah masuknya?"
Desy : "Iya maaak..."
Koko : "Kekecilan sih tanteeee..."
Mak Mimien : "Coba olesin dengan air liur..."
Koko : "Akan saya coba tante."
Desy : "Cepat dong mas, dipoles ama air liur..."
Dengan tergesa-gesa pengantin pria memoles seluruh permukaan kaki isterinya dengan air liur.
Koko: "Coba dimasukkan lagi ya sayang???"
Desy : "Iya mas..."
Setelah dimasukkan kaki yang dipolesi liur tadi ternyata dengan mudah masuk.
Koko : "Nah... masuk kan???"
Desy : "Iya... tapi..."
Koko: "Kenapa, masih sakit ya?"
Desy : "Iya, tadi gak terlalu sih, malah udah enak."
Mak Mimien: "Nah... tuh bisa masuk kan? Sekarang tinggal digoyang nak."