KOMPAS.com –- Kesibukan orangtua, kemajuan teknologi, dan berita kriminalitas pada anak yang mengkhawatirkan, menyebabkan tidak sedikit orangtua yang memilih untuk menjaga anak dengan aktivitas di dalam ruangan. Salah satunya adalah menonton televisi.
Tingkat kesadaran orangtua untuk mendampingi anak saat sedang menyaksikan program layar kaca favorit mereka, terbilang sudah sangat baik. Namun, seberapa sering dan berapa lama sih sebenarnya anak boleh menonton televisi?
“Sekarang ada teori dan pemikiran terkait media interaktif sepertiSkype dan FaceTime," ujar Kirsten Cullen Sharma PsyD, asisten profesor klinis di bidang psikiatri anak dan remaja di NYU Langone's Child Study Center, Amerika Serikat.
Menurut Sharma, pembatasan waktu menonton televisi atau bermain gadget bisa memberikan manfaat bagi fase tumbuh kembang anak. Salah satunya adalah kemampuan berbahasa yang lebih baik, kemampuan bersosialisasi yang mumpuni, dan risiko obesitas yang rendah.
Beberapa studi, kata Sharma, menunjukkan bahwa anak-anak yang terlalu lama nonton televisi setiap hari cenderung mengonsumsi makanan yang tidak bernutrisi. Kemudian, mereka juga sulit untuk merasakan kenyang sehingga membuat asupan lebih banyak. Kondisi ini jika terjadi setiap hari bisa menyebabkan kelebihan berat badan pada anak.
Menurut Sharma, pembatasan waktu menonton televisi atau bermain gadget bisa memberikan manfaat bagi fase tumbuh kembang anak. Salah satunya adalah kemampuan berbahasa yang lebih baik, kemampuan bersosialisasi yang mumpuni, dan risiko obesitas yang rendah.
Beberapa studi, kata Sharma, menunjukkan bahwa anak-anak yang terlalu lama nonton televisi setiap hari cenderung mengonsumsi makanan yang tidak bernutrisi. Kemudian, mereka juga sulit untuk merasakan kenyang sehingga membuat asupan lebih banyak. Kondisi ini jika terjadi setiap hari bisa menyebabkan kelebihan berat badan pada anak.
Penulis | : Kontributor Female, Agustina |
Editor | : Syafrina Syaaf |
Sumber | : Today's Parent |