HALAMAN

Kamis, 17 September 2015

Siapa yang pertama kali pakai celana jins?

Merdeka.com - Pemakaian celana jins saat ini sudah terlihat hal lumrah. Model dan warna yang beragam, bikin pakaian tersebut digandrungi masyarakat baik kawula muda maupun orang tua.

Padahal, sebelum jins bermetamorfosa seperti sekarang, masyarakat acuh bahkan sungkan memakainya. Lantas bagaimana asal-usul jins tersebut?

Dilansir dari Levistrauss.com, Kamis (17/9), jins pertama kali muncul di Amerika Serikat. Pertama kemunculannya, jins merupakan pakain sehari-hari bagi kaum buruh di Amerika Serikat pada Tahun 1847.

Adalah seorang pemuda berusia 20 tahun bernama Levi Strauss imigran asal Jerman yang memulai cerita pembuatan jins. Himpitan ekonomi sejak ditinggal ayahnya karena sakit TBC sekitar 1846 membuat Levi dan keluarga hijrah ke AS.

Merantau ke AS, Levi dan keluarganya menemui kakaknya di New York. Levi dan keluarga pun ditinggal di rumah kakaknya yang dikenal sebagai grosir barang tekstil.

Tinggal bersama kakaknya itu membuat naluri dagang Levi muncul. Bermodal beberapa potong tekstil yang akan dijual ke Barat, Levi kuatkan tekadnya pergi meninggalkan saudaranya dan merantau ke San fransisco.

Demam emas yang saat itu tengah melanda AS menjadi pemantik Levi bertolak meninggalkan saudaranya untuk membuka usaha sendiri. Levi pun menjual beberapa potongan tekstil yang dibawa dari toko kakaknya kepada para penambang emas.

Tak disangka dagangannya tersebut laris manis. Hanya beberapa barang seperti tenda-tenda yang terbuat dari kanvas yang tersisa dibawanya.

Namun dari sisa dagangannya itu muncul ide kreatif berbuah duit bagi Levi. Olehnya, sisa potongan kanvas tersebut, dibikin beberapa potong celana untuk kemudian dijual kembali kepada para pekerja tambang. 

Nasib berjalan baik kepadanya. Celana berbahan kanvas buatan Levi disukai para pekerja tambang tersebut. 

Para buruh yang selama ini memakai celana berbahan katun cocok dengan produk Levi. Celana buatannya dianggap tahan lama ketimbang yang selama ini dipakai para pekerja.

Permintaan yang laku keras membuat Levi terus berimprovisasi agar dagangannya terus disukai pelanggan. Dengan kematangan dagangnya, ia mulai mencoba membuat celana berbahan lebih halus namun tetap kuat. 

Bahan itu didapatnya dari daerah di Genoa, Italy. Nama Italy yang terkenal dengan kota mode-nya menjadi dasar Levi memilih bahan dari negara tersebut.

Oleh para penjahit di Genoa, bahan yang dipesan Levi disebut 'genes'. Namun dengan Levi diubah namanya menjadi 'bluejeans. Penamaan itu usai dirinya mencoba memberi warna pada celananya dengan mencelupkan ke dalam warna indigo.