Ketika kita belajar bersabar dan mendengar, kita tidak saja sedang membuat orang lain bahagia, kita juga sedang membuka lapisan-lapisan diri ini yang lebih mulia.
(Hal. 15, buku: Simfoni di dalam Diri,2009, Gede Prama)
Manusia yang multiparadigma lah yang akan mampu menjawab tantangan masa depan.
(Hal. 107, buku: Meninggalkan Keangkuhan, Bersahabatkan Keberhasilan, Memasuki Keheningan, Gede Prama)
berdoalah dalam kegembiraan , karena kegembiraan menyebabkan kita bersemangat.
(dari pengalaman hidup, Tut Agung)
Ketika marah, benci, dendam berhasil diolah menjadi cahaya-cahaya menerangi, bukankah kita tidak lagi perlu mewariskan kebencian pada generasi-generasi berikutnya?
Jangan merasa anda telah gagal, yang anda perlukan sebenarnya hanyalah banyak latihan dan kegigihan.
(Hal. 87, buku: Meninggalkan Keangkuhan, Bersahabatkan Keberhasilan, Memasuki Keheningan, Gede Prama)
Ciri orang berhasil salah satunya selalu menjadikan kegagalan sebagai vitamin dan obat yang memperkuat.
(Hal. 71, buku: Meninggalkan Keangkuhan, Bersahabatkan Keberhasilan, Memasuki Keheningan, Gede Prama)
Kebijaksanaan tidak memilih positif atau negatif. Mirip listrik, ketika kedua kutub positif-negatif terkelola baik, ada cahaya yang menyala.
(Hal. 60, buku: Kesedihan, Kebahagiaan, Keheningan, Gede Prama)
Uang dapat membeli rumah, tapi hanya cinta yang bisa membuatnya menjadi rumah kebahagiaan.
(Hal. 48, buku: Kesedihan, Kebahagiaan, Keheningan, Gede Prama)
Kebahagiaan itu bisa dibeli, bukan dengan uang, melainkan dengan sikap rendah hati.
(Hal. 46, buku: Kesedihan, Kebahagiaan, Keheningan, Gede Prama)