WELCOME BLOGGERS

Terimakasih anda telah mengunjungi blog kami. Semoga ada manfaatnya.

Minggu, 13 Juni 2010

10 Alasan SMS Lebih Baik daripada Telepon

10 Alasan SMS Lebih Baik daripada Telepon
KOMPAS.com - Meskipun operator ponsel berlomba-lomba memberikan tarif murah saat ini, tampaknya orang cenderung menggunakan SMS atau instant messaging untuk saling berkomunikasi. Dari segi waktu, mengirim pesan teks sebenarnya lebih lama dan tidak praktis. Meskipun demikian, SMS juga mempunyai banyak kelebihan, di antaranya:

1. Anda tidak perlu menghabiskan waktu dengan mengatakan, "Ehm... mm..." ketika kehilangan kata-kata.

2. Anda bisa tetap berkomunikasi sambil mengunyah keripik atau nasi uduk tanpa ditegur lawan bicara.

3. Anda tidak perlu melepaskan earphone yang sedang memperdengarkan lagu-lagu favorit Anda.

4. Tidak ada momen "dropped call" setiap beberapa menit, yang membuat Anda kesal karena dua menit terakhir ternyata Anda berbicara seorang diri.

5. Ketika lawan bicara melontarkan pertanyaan yang sulit atau membuat Anda jengkel, Anda bisa mengabaikannya beberapa saat. Kemudian, Anda baru menyusun kata-kata yang tepat.

6.  Anda tidak perlu mendengar lawan bicara Anda menjawab, "Enggak apa-apa, kok. Aku masih belum tidur (dengan suara baru bangun tidur)".

7. Anda tidak perlu mendengarkan nada sambung dengan lagu-lagu yang tidak Anda sukai, ketika Anda menjadi pihak yang melakukan sambungan telepon.

8. SMS masih tersimpan di inbox selama beberapa lama, sehingga Anda masih bisa menyimpan informasi yang Anda anggap penting.

9. Anda tidak perlu terburu-buru membuka pesan saat terdengar ringtone-nya seperti ketika ada telepon masuk, dan panggilan keburu ditutup sebelum Anda sempat memencet tombol "OK".

10. SMS selalu dikirim hanya untuk Anda, sehingga Anda tidak perlu memanggil-manggil orang lain atau mencarinya ke sana-kemari karena telepon yang masuk ditujukan untuknya.

DIN

Editor: din

Sumber: MORE

Mengapa Sukses Bikin Perempuan Takut?

Mengapa Sukses Bikin Perempuan Takut?
KOMPAS.com - Perempuan takut menjadi sukses, terutama mereka yang bekerja dan berkarier. Ketakutan inilah yang menjadi penyebab stres paling tinggi bagi perempuan di perkotaan.

Psikolog klinis Zoya Amirin, MPsi, menjelaskan, perempuan usia dewasa muda, bekerja, dan berkarier, memiliki fear of success. Pada usia 25-40 tahun, produktivitas perempuan maupun lelaki sangat tinggi. Karena itu secara psikologis individu harus memenuhi tugas perkembangannya sebagai manusia.

"Perkembangan sebagai usia dewasa ini tugas yang tidak bisa dihindari, kalau ingin menjadi manusia dewasa normal secara psikologis. Jika tidak menyelesaikan tugas ini kecenderungannya akan merasa tidak normal sebagai usia dewasa, meskipun sebenarnya tidak masalah secara psikologis. Namun tekanan dari lingkungan akan membuat perempuan stres," tutur Zoya kepada Kompas Female, usai bincang-bincang bertema "How to Manager Our Stress" bersama majalah Intisari di Jakarta, Jumat (11/6/2010) lalu.

Kesuksesan dalam karier dan pekerjaan menjadi salah satu kebutuhan manusia dewasa. Namun perempuan menjadi takut menghadapinya karena secara peran sosial, perempuan masih ditempatkan sebagai kelas kedua (peran gender).

Persoalannya, kata Zoya, saat perempuan menuju sukses, lelaki merasa terintimidasi. Atau sebaliknya, perempuan khawatir pasangannya merasa terintimidasi oleh kesuksesannya. Akhirnya perempuan tidak memperjuangkan kariernya, tidak menjalani kesempatan yang terbuka untuk mencari tantangan baru, ataupun pekerjaan baru.

"Perempuan khawatir kesuksesannya akan membuat pasangan merasa terintimidasi," kata Zoya, menambahkan kecenderungan perempuan adalah lebih sering menggunakan emosi daripada logikanya.

Perempuan tidak memiliki kontrol mengenai apa yang bisa membuatnya bahagia. Kebahagiaan perempuan ditentukan oleh orang lain. Dalam hal ini, kebahagiaan suami dan keluarga lebih diutamakan daripada dirinya.

Namun, Zoya menerangkan, sejalan dengan kesuksesan yang berhasil diraih dalam pekerjaan dan karier, hubungan berpasangan jadi bermasalah. Realitas inilah yang kembali menguatkan fear of success perempuan. Padahal, sukses menjadi salah satu bentuk pemenuhan pencapaian diri untuk individu usia dewasa.

Lantas apakah perempuan harus selamanya menjalani stres disebabkan fear of success? Zoya menegaskan bahwa perempuan perlu mengambil alih kontrol atas dirinya, dan apa yang membuatnya bahagia.

"Atau perempuan perlu menemukan lelaki yang percaya diri dan tidak merasa terintimidasi dengan kesuksesan perempuan," tegas Zoya, menambahkan lelaki merasa terintimidasi karena ketidakpercayaan dalam dirinya.

Memutihkan Zona Miss V

KOMPAS.com — Area lipatan pangkal paha memang sering kali berwarna lebih gelap dari bagian tubuh yang lainnya. Bagi beberapa orang, kondisi ini sering kali dirasa mengganggu secara penampilan.

Ya, warna gelap di lipatan pangkal paha ini bisa terjadi karena berbagai faktor, demikian menurut dokter Erawita Moegni, SpKK, spesialis kulit dari Clinique Suisse-Jakarta. Kondisi yang tidak menyenangkan ini, antara lain, disebabkan faktor hormonal maupun akibat iritasi pada lipatan pangkal paha yang meninggalkan pigmentasi berlebih.

Masalah kehitaman pada area lipatan paha ini sering ditemukan pada wanita dengan berat badan berlebih. Resistensi insulin yang kerap terjadi pada wanita dengan berat badan berlebih memicu warna lebih gelap pada area lipatan.

Bila kehitaman disebabkan berat badan berlebih, sebaiknya dilakukan diet terlebih dahulu. Setelah berat badan ideal, kemudian dapat dilakukan perawatan pemutihan.

Perawatan pemutihan bisa dimulai dengan menggunakan whitening agent berupa krim yang mengandung asam glicolic, arbutin, ataupun hidroquinon.

Penggunaan whitening agent biasanya juga dikombinasi dengan krim tretinoin yang bermanfaat untuk meregenerasi sel-sel kulit. Krim-krim ini digunakan 3-4 minggu sebelum perawatan selanjutnya. Selain mengurangi gradasi area intim yang menghitam, juga sebagai pengondisian kulit lipatan. Tujuannya agar area lipatan yang berkulit tipis itu tidak mudah iritasi bila dilakukan perawatan yang sifatnya lebih radikal.

Perawatan selanjutnya dengan mikrodermabrasi pada area yang menghitam tersebut. Tentu saja dengan menggunakan tip yang lebih kecil agar fleksibel mencapai area intim yang tersembunyi. Mikrodermabrasi bisa dilakukan 2-3 minggu sekali sembari tetap menggunakan perawatan menggunakan krim.

"Biasanya mikrodermabrasi dilakukan 4 kali dalam 1 paket perawatan. Setelah selesai 1 paket perawatan, biasanya sudah terlihat hasilnya," ungkap dokter Era.

Bila perawatan dirasa masih kurang maksimal, dapat dilakukan mikrodermabrasi lagi sesuai kebutuhan. Namun, bila dirasa sudah cukup, perawatan krim bisa diteruskan hingga beberapa minggu kemudian.

Untuk perawatan pranikah, dokter Era menyarankan untuk mempersiapkan perawatan minimum 1-2 bulan sebelum hari H. Walaupun, menurut dokter Era, ini juga belum tentu bisa memberi hasil maksimal.

"Yang terpenting, upayakan agar berat badan cukup ideal serta tak menggunakan pakaian dalam terlalu ketat ataupun berkaret kencang," pungkas dokter Era mengingatkan.

(Laili Damayanti/Tabloid Nova)



Editor: NF

Menabung di Bank Tak Lagi Aman?

Menabung di Bank Tak Lagi Aman?
KOMPAS.com - Mungkin masih banyak yang beranggapan bahwa menyimpan uang di bank adalah cara menabung yang sangat aman. Padahal, tidak seluruhnya benar. Apakah Anda masih ingat kasus likuidasi bank, di mana banyak penabung yang kehilangan uangnya di tahun 1998? Anda juga mungkin masih ingat kasus bank Mutiara (d/h. Bank Century) yang menjual produk investasi "bodong"? Dengan kasus-kasus itu, apakah menabung di bank masih menjadi pilihan yang aman?

Kali ini saya ingin menyampaikan beberapa hal terkait dengan bank sebagai tempat untuk menyimpan dan bukan untuk berinvestasi.

Bank adalah tempat yang layak bagi Anda untuk menyimpan kelebihan uang untuk sementara waktu, sebelum Anda konversikan ke berbagai instrumen investasi.

Selama ini saya memakai jasa perbankan dengan membuka 2 rekening, 1 rekening keluar masuk (RKM) dan 1 rekening untuk akumulasi (RUA). RKM adalah rekening pembayaran gaji dan membayar tagihan, uang akan masuk dan lalu keluar lagi. Sedangkan RUA adalah rekening untuk menampung dan mengakumulasi sebelum membeli investasi lainnya seperti logam mulia.

Dalam situs www.lps.go.id dijelaskan bahwa uang di bank akan dijamin oleh LPS (Lembaga Penjamin Simpanan), dengan catatan:
a. Produk yang Anda pergunakan adalah produk perbankan, jadi Anda harus berhati-hati, karena kadang perbankan menjual produk institusi keuangan lainnya, seperti produk unit link atau reksa dana. Bila Anda beli reksa dana di bank, bank berlaku sebagai agen penjual, dan ini tidak dijamin LPS.

b. Bunga simpanan yang ditawarkan dan diberikan kepada Anda oleh bank, tidak boleh melebihi tingkat bunga LPS yang berlaku. Sehingga Anda jangan minta bunga yang melebihi tingkat bunga LPS.

c. Batas maksimal penjaminan oles LPS sebesar Rp 2 miliar. Sehingga bila Anda memiliki simpanan melebihi angka itu, sebaiknya Anda pergunakan dua bank yang berbeda atau lebih.

d. Anda tidak pernah melakukan tindakan yang merugikan perbankan. Ini yang perlu diklarifikasi lebih lanjut, tindakan seperti apa sih yang merugikan perbankan? Apakah bila Anda terdaftar "black list" perbankan, dalam kaitannya dengan kartu kredit atau kredit/pinjaman lainnya, maka uang Anda tidak dijamin? Apakah itu yang dimaksud LPS?

Karena itu, menurut saya, ada 2 hal yang menjadi pekerjaan rumah LPS dan instansi perbankan, yakni:
1. Mengumumkan bank-bank mana saja yang mengikuti skema dan menjadi anggota LPS. Karena nasabah tidak bisa mengetahui dan memastikan, apakah sebuah bank menjadi anggota LPS atau tidak. Apakah cukup bank tersebut menempelkan stiker LPS di pintu depan? Mohon diumumkan dalam situs resmi LPS, agar nasabah dapat mengetahuinya dengan pasti.

2. Mengumumkan bank-bank yang sudah tidak menjadi anggota LPS, karena tidak membayar premi asuransi penjaminan.

Saran saya, pergunakan bank sebagai tempat untuk mengakumulasi uang Anda, dan simpanan dana darurat maksimal 3 bulan (tidak lebih) gaji, dalam bentuk tabungan atau deposito. Selebihnya siapkan dana darurat sebesar 9 bulan gaji dalam bentuk logam mulia. Jadi, kalau ditanya amankan menyimpan uang di bank? Pastinya tidak aman 100 persen, kan?

(Freddy Pieloor, CFP/Majalah Chic)



Editor: NF