WELCOME BLOGGERS

Terimakasih anda telah mengunjungi blog kami. Semoga ada manfaatnya.

Senin, 15 Agustus 2011

7 Trik Meredakan Hasrat Belanja

KOMPAS.com - Dalam bukunya berjudul Buyology, Truth and Lies About Why We Buy, Martin Lindstrom yang juga berprofesi sebagai ahli marketing mengatakan, selain niat berbelanja, ternyata ada faktor lain yang membuat seseorang belanja lebih banyak. Bahkan membuat Anda mengeluarkan uang untuk barang yang tidak penting sekali pun.

Jangan heran jika kemudian Anda sering kebingungan dan stres memikirkan kemana uang "melayang" setelah belanja. Untuk menghindari hal ini, Lindstrom berbagi triknya untuk Anda:

1. Datanglah dengan perut kenyang
Beberapa penelitian menunjukkan, lapar tak hanya membuat kita membeli makanan lebih banyak, namun juga barang lain seperti pakaian dan aksesori. Sebelum belanja, sebaiknya kenyangkan lebih dahulu perut Anda. Kalau sedang lapar, jauhi butik kesayangan atau tempat belanja yang jadi incaran.

2. Belanja sendiri
Banyak yang bilang, belanja dengan teman atau pasangan akan menghindari Anda belanja lebih banyak, dengan catatan mereka berjiwa hemat. Kenyataannya, belanja bersama mereka justru membuat Anda bingung memilih. Karena bingung memilih, justru Anda akhirnya memilih membelanjakan semua pilihan tadi.

Pergi ke tempat belanja bareng teman atau pasangan juga membuat Anda betah berlama-lama, sehingga memungkinkan Anda belanja lebih banyak.

3. Jauhi mal saat sedih dan senang
Pergi lah belanja saat emosi Anda sedang datar-datar saja. Sekelompok peneliti dari Universitas Harvard dan Stanford, serta universitas lainnya di Amerika menghasilkan penelitian berjudul Misery is not misery. Dikatakan bahwa, bila sedang sedih, seseorang cenderung membeli lebih banyak barang sebagai salah satu cara mengobati perasaan kecewa agar kembali merasa bahagia.

Namun, perasaan senang pun bisa membuat orang mengeluarkan uang lebih. Seperti yang diungkapkan dalam Journal of Consumer Research, perasaan bahagia dan mencintai hidup akan membuat seseorang memilih barangh yang berkualitas bagus, seperti jam tangan atau sepatu bermerek.

4. Berjalan searah jarum jam
Kebanyakan pasar swalayan memiliki pintu masuk di sebelah kanan dan pintu kasir di sebelah kiri. Penataan ini bukan tanpa maksud. Bentuk ruangan yang mengharuskan kita berjalan melawan arah jarum jam ternyata memiliki dampak psikologis, yaitu membuat kita belanja lebih banyak dan betah berlama-lama.

Lindstrom menambahkan, seseorang merasa lebih nyaman jika berjalan melawan arah jarum jam. Sesekali, coba saja, Anda mulai belanja dari sisi sebelah kiri dan berjalan searah jarum jam. Dipastikan jinjingan Anda berkurang dari biasanya.

5. Perhatikan besarnya kantung belanja
Belanja juga butuh strategi. Jangan mengambil troli hanya karena Anda malas menjinjing keranjang belanja. Justru dengan memilih keranjang belanja, terutama jika Anda tak berniat belanja banyak, Anda akan lebih cepat ke kasir. Saat keranjang semakin terisi dan terasa berat, Anda akan tergerak menuju kasir, segera membayar barang belanjaan.

6. Lebih taat lebih hemat
Gavan Fitzsmons, profesor marketing dan psikologi dari Duke University melakukan studi dan menemukan fakta bahwa seseorang yang tidak terlalu religius biasanya akan mengeluarkan uang lebih banyak untuk belanja.

Penelitian terhadap 1.000 responden ini menunjukkan bahwa mereka yang tidak terlalu religius senang untuk membeli barang bermerek sebagai identitas dirinya. Sebaliknya, mereka yang taat biasanya tidak begitu mementingkan merek.

7. Lihat huruf pertama nama depan Anda
Percaya atau tidak, hasil studi yang terdapat dalam Journal of Consumer Research menyebutkan, nama depan Anda ternyata memiliki pengaruh terhadap hasrat belanja. Lihat huruf depan nama Anda, semakin awal urutan alfabet-nya, makan semakin rendah pula hasrat belanja. Misalnya, seseorang dengan nama depan berawalan D akan lebih gemar berbelanja dibanding seseorang dengan nama depan berawalan A.

Anda mungkin tak lagi bisa mengubah nama depan. Namun jika percaya dengan hasil studi ini, Anda bisa mempertimbangkan nama depan anak Anda nantinya. Jika pun tak bisa mengubah nama, sejumlah trik lainnya bisa membantu Anda meredakan hasrat belanja.

(Chic/Ayunda Pininta Kasih)

Sabtu, 13 Agustus 2011

Jangan Nonton Komedi Romantis Terlalu Sering!



KOMPAS.com - Para perempuan umumnya punya cara istimewa untuk menggunakan "me time"-nya: nonton film-film komedi romantis secara maraton, atau membaca novel-novel percintaan. Usai menonton, pikiran biasanya jadi fresh. Karena selain tertawa-tawa menyaksikan adegan konyol, hati juga jadi mengharu-biru membayangkan kecupan mesra tokoh pria utamanya.
Namun, Anda sebaiknya tak terlalu sering membaca dan menonton komedi romantis. Sebuah esai baru dari psikolog Inggris Susan Quilliam menyimpulkan, kisah-kisah cinta penuh khayalan tersebut bisa menyebabkan perempuan terlalu mengidealkan seks dan hubungan. Sebelum Anda memprotes mengenai hasil penelitiannya yang dimuat di Journal of Family Planning and Reproductive Healthcare ini, coba simak bagaimana popularitas novel picisan di kalangan perempuan.
Menurut Quilliam, di beberapa negara Barat, separuh dari semua judul buku yang dibeli kaum perempuan ber-genre romantisme. Penggemar fanatik buku-buku percintaan bahkan bisa membaca sekitar 30 judul buku romantis tiap bulan. Artinya, tiap hari membaca satu buku. Nah, sesuatu yang dilakukan terlalu sering atau terlalu banyak biasanya tidak baik, bukan?

Novel romansa tak ubahnya seperti junk food; kebanyakan menggunakan formula agar mudah dan cepat dikonsumsi. Sebuah kisah percintaan umumnya menggambarkan sepasang pria dan wanita yang saling jatuh cinta, tetapi karena sesuatu alasan jadi saling salah paham, berpisah sesaat, tapi akhirnya berhasil mengatasi masalah tersebut dan akhirnya menjadi bahagia selamanya.
Setiap film atau novel mungkin memiliki subgenre, alur cerita, dan setting yang berbeda-beda, tetapi kisah-kisah tersebut menyodorkan kesempurnaan dan pengidealan terhadap suatu hubungan. Masalahnya, tidak semua pembaca memiliki pengalaman hidup yang cukup untuk memahami nilai-nilai yang disampaikan oleh novel tersebut. Yang dikhawatirkan, pembaca tidak mampu memisahkan kehidupan nyata dari fantasi yang ditampilkan dalam film atau novel tersebut. Sebab setelah membaca atau menonton romantisme itu berulang kali, dan begitu larut di dalamnya, akhirnya tertanam dalam diri kita bahwa itulah kehidupan yang sebenarnya.
Sebagai konselor hubungan, Quilliam menyadari betapa rentannya sebagian perempuan terhadap romantisme. Kisah percintaan yang mengharu-biru bisa menimbulkan kepanikan ketika perempuan dihadapkan pada problem hubungan di dunia nyata. Yang paling gampang, tokoh-tokoh dalam film atau novel selalu digambarkan tampan, putra pengusaha kaya yang menyamar jadi orang biasa, dan lain sebaiknya. Dalam kehidupan nyata, orang yang beruntung mendapatkan pasangan yang tampan, kaya, populer, dan baik hati, bisa dihitung dengan jari. Bila berkeras menunggu datangnya Prince Charming dengan kualitas seperti ini, siap-siaplah hidup melajang.
Ketika sebuah kisah berakhir happily ever after, misalnya, tak dipaparkan lagi bagaimana kedua tokoh utamanya harus menjalani kehidupan yang begitu kompleks. Sementara dalam kehidupan nyata, kebahagiaan selamanya tak bisa diperoleh begitu saja. Harus ada kerja keras dari kedua belah pihak untuk memperjuangkannya.
Tipe aktivitas seksual yang ditampilkan dalam novel atau film romantis seringkali juga kurang mendidik. Dalam film-film romantis kuno, paling-paling ada adegan orang berciuman. Tetapi sekarang, selain menampilkan tokoh-tokohnya dalam keadaan topless (yang juga dapat menularkan obsesi terhadap tubuh yang sempurna), banyak adegan hot yang ditunjukkan segamblang mungkin.
Dari 78 buku yang dipelajari oleh Quilliam, hanya 11,5 persen sekuens hubungan seks yang melibatkan penggunaan kondom. Dalam novel, ajakan mengenakan kondom memang bisa bikin ilfil saat membacanya. Namun tanpa itu, seks yang ditampilkan dalam novel romansa bisa menyesatkan pembaca. Misalnya, bahwa menggunakan alat kontrasepsi sebenarnya tidak penting karena bisa mengacaukan mood.

Tentu, kita bukannya dilarang menonton atau membaca novel romantis. Sama halnya dengan kaum pria yang dulu dibilang memuja setan karena mendengarkan musik metal, atau mendukung kekerasan karena gemar main video games, jadikan hobi ini murni sebagai selingan dari kehidupan nyata saja. Masuki dunia fantasi itu ketika Anda merasa membutuhkannya, namun bergegaslah keluar ketika Anda harus menghadapi problem di dunia nyata.

Sumber: Your Tango

8 Model Cincin Pertunangan dan Tipe Hubunga



KOMPAS.com - Perhatikan cincin pertunangan Anda. Pilihan model cincin pertunangan menggambarkan tipe hubungan dan seperti apa hari pernikahan Anda akan berlangsung. Beda model cincin, beda jenis hubungan yang Anda jalankan dalam pernikahan.

1. Oval
Cincin pertunangan model oval menandakan hubungan Anda penuh kebersamaan. Anda lebih dari sekadar melengkapi pasangan. Hari pernikahan yang Anda akan jalani nanti penuh keceriaan dan ketenangan.

2. Bundar
Pilihan cincin pertunangan bentuk bundar menunjukkan gaya tradisional. Dalam hubungan, pada prinsipnya, Anda menikahi teman baik Anda. Artinya, hubungan yang terbangun lebih kepada saling berbagi, disamping candaan. Anda dan dia saling mengenal dan memahami satu sama lain. Hari pernikahan yang akan Anda jalani cenderung santai, romantis, menenangkan.

3. Zamrud

Cincin potongan zamrud menandakan kemewahan. Anda adalah gadis impiannya, dan si dia benar-benar mengagumi Anda. Dalam hubungan berpasangan, relasi seperti inilah yang cenderung menonjol. Sedangkan dalam perayaan pernikahan, akan dipenuhi dengan kemeriahan. Semua orang bersukacita dengan pernikahan Anda.

4. Bantal

Cincin pertunangan dengan model seperti bantal menandakan gaya Anda yang mandiri. Dalam hubungan, si dia membebaskan Anda menjadi diri sendiri. Hari pernikahan Anda nantinya cenderung elegan dan berkesan sepanjang masa.

5. Sang puteri
Pilihan cincin pernikahan sang puteri menandakan gaya Anda yang penuh gemerlap. Dalam hubungan, si dia memperlakukan Anda bak puteri. Di hari pernikahan Anda nanti, jika pun tak ada kereta kencana atau gaun mewah dan tiara, namun pernikahan Anda bak dirayakan di istana.

6. Pir
Cincin pertunangan berbentuk buah pir merefleksikan gaya Anda yang klasik. Hubungan Anda dan dia cenderung mandiri, dan komitmen. Anda dan pasangan saling mendukung. Hari pernikahan Anda cenderung kontemporer, chic, trendy, penuh warna dan ide segar yang unik dan berbeda.

7. Marquise
Gaya Anda cenderung ala Hollywood tempo dulu jika memilih cincin model Marquise. Hubungan Anda dan dia dibangun atas dasar toleransi. Si dia membebaskan Anda meraih kesuksesan. Namun si dia juga tetap memberikan kritik pada Anda. Hari pernikahan Anda berkesan glamor. Anda dan pasangan menciptakan atmosfer yang unik, dan takkan pernah dilupakan semua tamu undangan.

8. Hati
Cincin pertunangan bentuk hati artinya Anda tipikal yang romantis. Dalam hubungan, pasangan Anda akan selalu berusaha menyenangkan Anda. Sementara di hari pernikahan, semua berjalan sempurna.

Sumber: MSN

Urusan Menikah, Paham "Kuno" Lebih Benar



KOMPAS.com - Menikah di usia muda, semakin lama semakin dihindari. Begitu juga dengan memiliki anak di usia muda. Itu hanya dilakukan oleh orang zaman dulu, begitu pikir Anda. Tak pelak, Anda termasuk orang yang ikut "tren" masa kini. Menikah lewat usia 30, punya anak pertama menjelang usia 40. Bukankah ada dokter dan alat medis yang canggih?

Ternyata, Joshua U. Klein, MD, spesialis kandungan dan kebidanan, serta peneliti seputar kesehatan reproduksi dan infertilitas dari Columbia University Medical Center, New York City, tidak sependapat dengan hal ini. Menurutnya, menikah dan memiliki keturunan di usia 20-an adalah pilihan terbaik bagi wanita. Hasil survei yang dilakukan oleh The Centers for Disease Control and Prevention melaporkan, di tahun 2006 terdapat 1 dari 12 ibu yang melahirkan anak pertamanya pada usia di atas 35 tahun. Sementara di tahun 1970, rasionya adalah sekitar 1 dari 100 orang ibu.

"Kondisi sosial dan ekonomi banyak berpengaruh terhadap hal ini. Banyak wanita mengira, mereka akan tetap subur hingga usia 40 tahun, kemudian barulah tingkat fertilitas mengalami penurunan. Nyatanya, data memperlihatkan bahwa risiko infertilitas secara keseluruhan akan selalu bertambah sejalan dengan usia," papar Klein.
Pada usia 20-24 tahun, risiko infertilitas pada wanita hanya sekitar 6 persen, sementara begitu memasuki usia 40-44 tahun, angkanya melonjak hingga 64 persen. "Di ruang praktik saya, semakin sedikit terlihat pasien berusia 20-an. Kebanyakan dari mereka berusia 40an," tambah Klein lagi.

Hal lain yang membuat pasangan kerap menunda kehamilan adalah keinginan untuk menikmati waktu-waktu berduaan dengan suami pada tahun awal pernikahan. "Boleh saja tidak ingin terburu-buru, bila Anda berusia di bawah 35 tahun dan memiliki kesehatan yang sempurna," kata Klein. "Namun, bila Anda tidak termasuk kategori usia itu, kemudian memiliki masalah pada kesehatan menyeluruh atau alat reproduksi, lupakan saran ini."
Jangan remehkan bila Anda sering mengalami mens yang tidak teratur atau nyeri haid yang berlebihan. Begitu juga bila Anda menderita diabetes atau problem dengan kelenjar tiroid. Menurut Klein, gangguan seperti ini dapat memengaruhi tingkat kesuburan dan kemungkinan untuk memiliki anak, sehingga Anda perlu bantuan khusus dari ahlinya agar dapat memiliki keturunan.
"Untuk itu, jangan menunda-nunda lagi. Segeralah hamil setelah menikah, karena waktu sangat berharga," saran Klein.

SUMBER: Health

Memberi Tip, Harus Enggak Sih?

Bila sudah ada service charge, tak perlu ngetip lagi.
 
KOMPAS.com - Perdana Menteri Inggris David Cameron awal minggu lalu membuat berita dengan memberikan tip pada waitress saat berlibur di Tuscany, Italia. Memang apa yang salah dengan memberikan tip? Masalahnya, Cameron sempat menolak memberikan tip setelah menikmati kopi di sebuah kafe. Soalnya, si waitress memintanya untuk mengambil kopi sendiri lantaran terlalu sibuk melayani pengunjung. Belakangan, Cameron merasa bersalah sehingga kemudian kembali ke restoran untuk meminta maaf dan meninggalkan tip dalam jumlah cukup besar untuk Francesca Ariani, waitress tersebut.
Keputusan Cameron untuk kembali dan memberikan tip, tetap saja menjadi bahan pembicaraan. Ada yang menyebut tindakan Cameron dilakukan untuk memperbaiki reputasi dan nama baiknya. Soal ngetip itu sendiri dipertanyakan lagi: apakah itu merupakan keharusan? Haruskah tip diberikan berdasarkan kualitas layanannya? Adakah nilai yang menjadi patokannya?

Di Inggris, biasanya pada tagihan di kebanyakan restoran akan dikenakan service charge sebesar 12,5 - 15 persen. Namun, di negara ini tidak ada kewajiban memberikan tip.

"Jika mereka sudah menambahkan service charge secara otomatis, tapi layanannya buruk, saya sih tidak akan memberikan (tip)," tukas Martha Hayes, blogger di majalah Marie Claire. "Tapi itu tergantung negaranya, ya. Saya sendiri selalu mencari tahu dulu (kebiasaan lokal) ketika saya di luar negeri."

Lain orang, lain pendapatnya. Kasie Davies, editor feature di majalah ini mengaku selalu memberikan tip, dan dengan nilai yang sudah ia tetapkan. Misalnya, untuk hairdresser besarnya 5 poundsterling, taksi 1 poundsterling, dan restoran 12 persen dari besar tagihan. "Saya benci mengatakannya, tapi saya juga ngetip meskipun tidak puas dengan layanannya. Bagaimana, ya?"
Tim Spanton dari harian The Sun menganggap tindakan Cameron sama seperti yang dilakukan kebanyakan orang Inggris. “Kalau survei tentang kebiasaan ngetip orang Inggris dilakukan, tindakan Cameron untuk tidak ngetip itu benar," ujar Spanton.
Ia merujuk polling yang dilakukan MyVoucherCodes.co.uk, yang menunjukkan bahwa makin sedikit orang Inggris yang meninggalkan persenan untuk waiter tahun ini. Hanya 63 persen responden yang mengaku dengan senang hati akan memberikan tip jika layanan yang didapat bagus.
David Miller, pakar etiket dari Debrett, menyarankan untuk memberikan tip 10-15 persen jika Anda puas dengan servis dari pelayan restoran. Bila mungkin, memberikannya langsung kepada waiter atau waitress yang melayani Anda (bukan memasukkan tip ke dalam kotak khusus yang nantinya akan dibagi rata ke semua karyawan). Jika layanannya kurang baik, sesuaikan saja jumlah tipnya.
"Kalau tagihan itu sudah meliputi service charge, dan layanan yang diberikan mengecewakan, Anda berhak menyampaikan bahwa Anda tidak ingin membayar semua service charge-nya. Anda bisa menolak membayar seluruh service charge bila layanannya benar-benar buruk," katanya.

sumber: Marie Claire