WELCOME BLOGGERS

Terimakasih anda telah mengunjungi blog kami. Semoga ada manfaatnya.

Sabtu, 09 Juli 2011

Salah Kaprah Bergaya dengan "Contact Lens"


KOMPAS.com - Perempuan punya perhatian ekstra soal penampilan. Inginnya selalu tampil gaya dengan segala daya. Lantaran ingin gaya, banyak yang salah kaprah. Satu diantaranya menyamakan contact lens (lensa kontak) layaknya kosmetik yang bisa dipakai coba-coba, dan ganti warna sesuka selera.

"Lensa kontak dianggap seperti kosmetik yang bisa dibeli di mana saja, pilih warna sesukanya, bahkan mencoba pakai sebelum membeli di mal. Peredaran lensa kontak juga belum terkendali dan tidak ada regulasi. Setiap orang bisa bebas membeli lensa kontak di mal. Padahal membeli lensa kontak ada prosedurnya, dan harus dengan resep," jelas dr Tri Rahayu, SpM, FIACLE, opthalmologist yang juga adalah Kepala Divisi Refraksi & Lensa Kontak Departemen Mata FKUI RSCM, kepada Kompas Female di Jakarta.

Pergeseran fungsi

Dr Tri menjelaskan, lensa kontak telah lama hadir sebagai fungsi penglihatan, pengganti kacamata. Namun kini, penggunaannya di Indonesia cenderung salah kaprah.

"Pernah ada percobaan sederhana oleh orang yang memiliki kelainan penglihatan, mata minus, yang mencelupkan matanya ke air, lalu penglihatannya menjadi lebih jelas. Air sebagai media pembias cahaya. Konsep sederhana ini lalu dikembangkan, sehingga akhirnya muncul lensa yang ditempel di kornea mata dan dikenal sebagai lensa kontak," jelas dr Tri yang juga menjabat sebagai Ketua Contact Lens Center Jakarta Eye Center.

Lensa kontak sebagai fungsi penglihatan kemudian berkembang, kata dr Tri. Pengembangan yang tak terkendali terjadi di Indonesia, ditandai dengan bergesernya lensa kontak menjadi produk fashion. "Silahkan tampil gaya, namun jangan setengah-setengah. Tampil gaya yang sehat jangan hanya untuk penampilan," lanjutnya.

Risiko

Prinsipnya, jangan asal menggunakan lensa kontak. Apalagi sekadar ikut tren atau padu padan warna lensa kontak menyesuaikan dengan konsep pakaian.

Membeli dan menggunakan lensa kontak yang salah kaprah berisiko pada berbagai gangguan mata bahkan kebutaan. Karenanya, penting untuk berkonsultasi dengan ahli untuk mengenali kebutuhan lensa kontak.

"Secara umum lensa kontak aman, namun tidak 100 persen. Ada efek samping jika tidak memilih sesuai rekomendasi ahli, atau cara penggunaan yang keliru. Banyak faktor yang perlu diperhatikan dalam memilih dan menggunakan lensa kontak," tambahnya.

Risiko yang bisa dialami di antaranya, infeksi yang ditandai dengan radang kornea, warna mata putih, kornea meleleh, bahkan hingga gangguan saraf yang berakibat pada infeksi otak.

Aturan pakai

Pemilihan dan penggunaan lensa kontak sesuai kebutuhan dan prosedur turut memengaruhi tingkat risiko. Artinya, kalau Anda menjalani prosedur yang benar, pemakaian lensa kontak takkan merusak kesehatan mata Anda.

Kondisi kesehatan umum seseorang juga turut memengaruhi pemilihan dan penggunaan lensa kontak, kata dr Tri. Bahkan lensa kontak sebenarnya juga direkomendasikan pada orang-orang dengan kondisi tertentu. Artinya, pada kondisi tertentu, fungsi penglihatan seseorang mengandalkan lensa kontak, dan tak bisa digantikan dengan kacamata.

Berapa lama penggunaan lensa kontak yang aman? Tergantung pada jenis produk dan kebutuhan setiap penggunanya. Pada orang dengan minus sangat tinggi, lensa kontak dipakai pada saat tidur hingga ia terbangun keesokan pagi.

"Inilah pentingnya konsultasi sebelum memilih bahkan membeli lensa kontak. Pemilihan produk dan cara pakai sangat disesuaikan kebutuhan yang berbeda pada setiap orang. Karenanya edukasi penting. Jangan menjadi korban dari penggunaan lensa kontak yang salah kaprah," tutur dr Tri, menyebutkan salah satu pasiennya terpaksa harus diangkat bola matanya, karena kornea mata hancur akibat salah kaprah memakai lensa kontak.

SUMBER;  KOMPAS

Home / Bugar & Sehat / Kebugaran Payudara Saya Normal Enggak, Sih?


KOMPAS.com — Banyak perempuan yang resah dengan bentuk badannya, tak terkecuali payudaranya. Anda tak mempermasalahkan ukurannya, tapi kenapa ya, bentuknya tidak seperti payudara perempuan pada umumnya? Mengapa areolanya terlihat sangat gelap? Atau, mengapa terasa seperti ada gumpalan-gumpalan di dalamnya?
Untuk menjawab rasa penasaran Anda, silakan simak hal-hal umum yang dicemaskan kaum perempuan seputar payudaranya.

Ukuran payudara kiri dan kanan tak sama
Ukuran payudara pada dasarnya memang tak persis sama sehingga hanya kita sendiri yang bisa melihat perbedaannya. Namun, menurut Christiane Northrup, penulis buku Women's Bodies, Women's Wisdom, memang ada beberapa perempuan yang perbedaan ukuran payudaranya sangat jelas terlihat meskipun ia memakai pakaian lengkap. Anda bisa memperbaiki penampilan Anda dengan mengenakan tambahan busa pada bra untuk payudara yang berukuran lebih kecil.
Tetapi, bila Anda ingin jalan keluar yang lebih permanen, bisa memilih operasi payudara. "Anda bisa mengurangi ukuran payudara yang lebih besar, atau memasang implan di payudara yang lebih kecil, atau kombinasi keduanya," papar Andrew Da Lio, profesor bedah plastik di David Geffen School of Medicine, UCLA.

Payudara tiba-tiba terasa gatal, tak tahan kalau tidak digaruk
Anda pasti pernah mengalami kejadian ini. Sedang serius menghadiri rapat, tiba-tiba ada rasa gatal yang hebat pada puting payudara. Puting yang gatal biasanya disebabkan oleh iritasi akibat bahan pada bra, alergi, eczema, atau infeksi jamur. Olesi payudara dengan losion sehabis mandi untuk membuat kulit Anda lebih lembab sehingga mengurangi kekeringan yang menyebabkan rasa gatal. Kemudian, pilih bra dari bahan yang seratnya halus dan menyerap keringat. Jika pada payudara terlihat bercak merah dan bersisik, kemungkinan Anda mengalami infeksi jamur. Oleskan krim antijamur untuk mengatasinya. Tetapi jika sisik pada puting tidak juga hilang, hal ini mungkin merupakan indikasi suatu bentuk kanker payudara. Cobalah berkonsultasi dengan dokter.
Masih muda, tapi payudara sudah turun
Bertambahnya usia memang membuat payudara menjadi turun, jadi jangan berharap payudara selalu terlihat menyembul seperti payudara remaja putri. Namun jika usia Anda masih muda dan payudara Anda sudah turun, kemungkinan karena Anda memiliki lebih banyak lemak di dalam payudara ketimbang jaringan kelenjar payudara yang membantu menjaga kekencangannya. Kemungkinan lain, jaringan ligamen yang mendukung payudara mungkin sudah tidak elastis. Penyebab umum lainnya adalah menyusui, berat badan yang turun, atau berolahraga tanpa bra khusus untuk sports.
Payudara turun juga merupakan hal yang lumrah. Untuk memperbaiki penampilan Anda, kenakan sports bra yang baik (bila Anda berolahraga), bra dengan tali yang bisa diatur panjang-pendeknya, atau kenakan push-up bra.

Bentuk payudara seperti kerucut
Pernahkah Anda melihat ada payudara yang bentuknya sama? Pasti tidak. Bentuk payudara berbeda-beda, seperti juga bentuk tubuh perempuan yang satu dengan yang lain. Tak ada yang bisa Anda lakukan untuk mengubah bentuknya secara permanen. Paling-paling, Anda bisa menggunakan bra yang menyempurnakan penampilan Anda.
"Bra dengan busa yang mengangkat bentuk payudara atau menciptakan belahan dada bisa menutupi masalah apa pun yang membuat Anda tak nyaman dengan payudara," ujar Susan Nethero, penulis Bra Talk. Untuk bra yang berbentuk kerucut, atasi dengan memilih molded bra yang bisa membuat payudara Anda terlihat lebih bulat.

Areola terlihat lebar dan gelap
Seperti juga bentuk payudara, penampilannya pun bisa bervariasi. Termasuk areola, atau lingkaran berwarna gelap yang mengelilingi puting payudara. Ukurannya bisa kecil atau besar, warnanya bisa pink, merah, coklat, atau hampir hitam. Semakin gelap kulit Anda, semakin gelap juga areolanya.
Hormon saat kehamilan juga bisa mengubah areola menjadi gelap, dan warnanya akan bertahan hingga Anda melahirkan. Tak usah terlalu khawatir dengan hal ini. Apalagi, jika suami justru menganggapnya seksi.

Payudara terasa bergumpal-gumpal sehingga sedikit nyeri ketika disentuh
Hal ini wajar terjadi. Rasanya akan lebih kentara saat menjelang menstruasi, khususnya jika Anda mengalami penyakit payudara fibrokistik (kondisi yang dipicu oleh perubahan hormon yang menyebabkan payudara bengkak, lunak, dan sakit), demikian menurut Miriam Greene, MD, asisten profesor kandungan dan kebidanan di NYU School of Medicine.
Kafein dan garam bersifat menahan cairan, jadi coba kurangi konsumsinya menjelang mens untuk membantu mengurangi bengkak. Namun, jika gumpalan berada di daerah yang sama dan tidak menghilang setelah mens, Anda harus mengunjungi dokter untuk mengetahui penyebabnya.

Terdapat "stretch mark" pada payudara
Alur-alur berwarna putih atau kemerahan biasa terjadi pada payudara saat Anda hamil atau naik berat badannya. Seberapa banyak Anda memiliki stretch mark bergantung pada elastisitas payudara dan faktor genetik. Anda bisa mencoba menggunakan krim Retin-A (mengandung vitamin A) setiap hari untuk membantu mengurangi kemerahan pada alur-alur yang baru. Namun, stretch mark biasanya tidak akan hilang. Hanya saja, lama-kelamaan warnanya akan semakin mendekati warna kulit Anda kok.

sember: kosmopolitan